Goa Jatijajar Kebumen, Goa Jatijajar Ayah, Goa Jatijajar Kebumen Jawa Tengah
Goa Jatijajar adalah Goa Alam yang terletak di desa Jatijajar,
Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Goa ini terbentuk dari batu kapur dan
telah diketemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani yang memiliki
tanah diatas Goa tersebut yang Bernama "Jayamenawi". Pada suatu ketika
Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lobang,
ternyata lobang itu adalah sebuah lobang ventilasi yang ada di
langit-langit Goa tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter
dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter.
Soal asal muasal Goa Jatijajar memang tidak banyak orang yang mengetahui secara persis, ada dua versi mengenai asal usul Goa Jatijajar.
Pertama, setelah Jayamenawi menemukan gua, tak lama kemudian Bupati
Ambal, salah satu penguasa Kebumen waktu itu, meninjau lokasi tersebut.
Saat mendatangi goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan
dan sejajar pada tepi mulut gua. Dari kisah itu lalu ditemukan istilah
Jatijajar, dari kata jati yang sejajar.
Versi kedua, saat Kamandaka dikejar-kejar, dari dalam gua ia menyebutkan
jati dirinya. Ia mengaku sebagai putra mahkota Pajajaran. Dari kisah
itu muncul kata sejatine (sebenarnya) dan Pejajaran. Nama Gua Jatijajar lalu terkenal hingga saat ini
.
Dari sejumlah tempat wisata di Kabupaten Kebumen, Goa Jatijajar
masih menjadi primadona. Terletak 21 km sebelah barat daya Kecamatan
Gombong setiap tahun ramai dikunjungi pengunjung terutama saat liburan
sekolah atau hari raya Lebaran. Pengunjung yang datang tak selalu dari
masyarakat di sekitar Kebumen. Mereka ada pula yang datang dari
kota-kota besar di Indonesia, yang tujuannya ingin mengetahui pesona
alam di dalam perut bumi.
Goa Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur yang memanjang dari
utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung.
Objek wisata ini sungguh sangat menarik. Sebagaimana umumnya objek
wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Goa Jatijajar pun tak terkecuali.
Menurut cerita rakyat, Goa Jatijajar ini pada jaman dahulu
merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat
wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda
Lutung Kasarung.
Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang
ada di dalam goa. Ketika masuk ke dalam ada rasa degdegan. Tidak!
Karena merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus
yang gelap dan lembab. Namun rasa cemas itu segera sirna, sebab ruangan
diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut goa cukup
lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit
terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat
kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya
ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.
Banyak keistimewaan yang ditawarkan dari obyek wisata Gua Jatijajar. Di
dalam goa terdapat sungai bawah tanah yang masih aktif. Ada juga dua
sendang, yakni Sendang Kantil dan Sendang Mawar. Di dua sendang yang
bisa didekati pengunjung itu masih dipercayai, yang mau membasuh muka
dengan air sendang bisa awet muda.
Aliran air dari Sendang Mawar melewati lubang sempit hingga tembus luar
goa. Namun pada dasar Sendang Kantil dijumpai lubang sempit memanjang,
sehingga menelusuri goa itu harus melalui penyelaman. Masih ada lagi dua
sendang, yakni Sendang Jombor dan Puserbumi. Kedua sendang ini
dikeramatkan. Hanya dengan izin pengelola, lorong goa itu boleh dilalui.
Orang tertentu yang punya keinginan, dengan menaruh sesaji di sendang
itu, konon akan dikabulkan doanya.
Melihat potensi yang luar biasa maka pada tahun 1975 Gubernur Jawa Tengah waktu itu yaitu Bapak. Suparjo Rustam, Goa Jatijajar mulai
dibangun dan dikembangkan menjadi Objek Wisata Budaya, sebagai
pelaksananya ditunjuk langsung seorang seniman Deorama yang terkenal di
Indonesia pada masa itu yang bernama Bapak Saptoto.
Pemda Kebumen membebaskan lahan penduduk setempat seluas 5,5 ha, dengan
mengganti rugi tanah penduduk yang terkena lokasi pembangunan Objek
Wisata Goa Jatijajar. Setelah selesai proses pembangunan Goa Jatijajar, pengelolaan Objek Wisata tersebut diserahkan kepada Pemda Kebumen.
Objek Wisata Goa Jatijajar sangat identik dengan Objek Wisata Budaya, karena Goa Jatijajar
ada hubungannya dengan sebuah cerita legenda Raden Kamandaka seorang
putera makhkota Kerajaan Pajajaran yang bernama asli Banyak Cokro atau
Banyak Cakra, yang lebih terkenal sebuah cerita legenda Lutung Kasarung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar